Perlakuan Sampel di Lapangan | Pengawetan

Perlakuan Sampel di Lapangan | Pengawetan
Perlakuan Sampel di Lapangan | Pengawetan. ~ Pada waktu melakukan pengambilan sampel dilapangan, ada beberapa parameter yang harus segera dilakukan analisa dilapangan atau disebut juga parameter insitu. Sedangkan untuk parameter yang dianalisa di laboratorium, contoh uji harus dilakukan pengawetan agar matriks contoh uji tidak berubah. Sehingga data yang dihasilkan dapat mewakili kondisi pada saat dilakukan pengambilan contoh uji. Dalam perlakuan contoh di lapangan, beberapa kegiatan berikut ini perlu dilakukan. 


Pemeriksaan Kualitas Air di Lapangan

Parameter yang dapat berubah dengan cepat dan tidak dapat diawetkan, maka pemeriksaannya harus dikerjakan di lapangan. Parameter tersebut antara lain adalah suhu, pH, alkaliniti, asiditi, oksigen terlarut dan penetapan gas lainnya. Penetapan gas tersebut seperti oksigen dan karbon dioksida, pemeriksaannya dapat ditangguhkan dalam waktu beberapa jam apabila contoh disimpan dalam botol KOB yang terisi penuh. 

Perlakuan Sampel di Lapangan | Pengawetan


Pemeriksaan parameter lapangan biasanya dilakukan dengan peralatan lapangan yang telah dipersiapkan sebelumnya. Perlu diperhatikan agar peralatan yang dipergunakan di lapangan terlebih dahulu dikalibrasi dan ketelitian alat cukup memenuhi keperluannya. Selain itu juga diperlukan persiapan pereaksi, larutan standar dan alat-alat gelas secukupnya. 

Perlakuan Pendahuluan Contoh
Perlakuan pendahuluan yang dilakukan terhadap contoh antara lain adalah penyaringan dan ekstraksi

1. Penyaringan

Penyaringan contoh diperlukan untuk pemeriksaan logam terlarut, silika dan fosfor terlarut. Penyaringan dilakukan dengan melewatkan contoh melalui kertas saring yang ukuran porinya 0,45 µm. Untuk mempercepat proses penyaringan dapat digunakan pompa isap.

2. Ekstraksi

Ekstraksi contoh diperlukan untuk pemeriksaan pestisida serta minyak dan lemak. Ekstraksi dilakukan dengan cara memasukkan contoh yang telah diukur volumenya kedalam labu pemisah.  Kemudian ditambahkan larutan pengekstrak dengan volume tertentu. Kocok labu pemisah beberapa saat sampai terbentuk dua lapisan yang terlihat nyata. Pisahkan zat yang terekstrak ke dalam tempat khusus dan ditutup rapat untuk pemeriksaan selanjutnya.

Pengawetan Contoh
A. Faktor yang Mempengaruhi Kualitas Air

Pemeriksaan kualitas air sebaiknya dilakukan segera setelah pengambilan contoh. Hal ini disebabkan karena dalam waktu yang relatif singkat selama penyimpanan mulai berlangsung perubahan-perubahan yang dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor. Reaksi-reaksi berikut merupakan faktor yang dapat mempengaruhi kadar suatu zat selama penyimpanan .

1. Reaksi Secara Biologi

Aktifitas metabolisme dari mikroorganisme antara lain dapat mengubah kadar nitrat, nitrit, ammonia, N-organik, fosfat organik dan menurunkan kadar fenol serta indikator zat organik seperti KOB, KOK, KOT dan nilai permanganat. Selain dari pada itu aktifitas mikroorganisme dapat mereduksi sulfat menjadi sulfida.

3. Reaksi Secara Kimia

Terjadinya reaksi kimia dalam air dapat menyebabkan bahan-bahan polimer menjadi depolimer dan sebaliknya, serta terjadinya reaksi oksidasi dan reduksi. Selain itu perubahan kadar gas terlarut dalam air dapat pula merubah pH dan alkaliniti, sulfida, sulfit, ferro, sianida, dan iodida dapat hilang karena oksidasi. Kromium valensi 6 dapat direduksi menjadi valensi 3.

4. Reaksi Secara Fisika

Terjadinya reaksi fisika dapat menyebabkan penyerapan koloid, zat-zat terlarut, atau zat-zat tersuspensi oleh permukaan tempat wadah contoh. Penyimpanan air di dalam botol gelas dalam waktu yang cukup lama dapat menyebabkan terjadinya penggerusan natrium, silika dan boron. Selain itu dapat pula terjadi penggumpalan zat-zat koloid yang diserap oleh sedimen.

B.  Cara Pengawetan Contoh

Apabila pemeriksaan air tidak dapat dilakukan segera setelah pengambilan contoh dan akan ditangguhkan maka cara yang terbaik adalah dengan mendinginkan contoh pada suhu 4 0C ± 2 0C. Apabila hal ini tidak mungkin dilakukan, maka dapat digunakan zat pengawet tertentu dengan syarat zat tersebut tidak mengganggu atau mengubah kadar zat yang diperiksa.

Perlakuan Sampel di Lapangan | Pengawetan

Salah satu tujuan pengawetan ialah untuk memperlambat perubahan komposisi kimia kualitas air. Penambahan bahan kimia sebagai bahan pengawet dapat menyebabkan contoh tersebut tidak sesuai lagi untuk penetapan parameter tertentu. Metode pengawetan dapat diklasifikasikan menjadi tiga macam seperti dijelaskan berikut ini.

1. Pengawetan Secara Kimia

Pengawetan secara kimia dapat dilakukan dengan beberapa metode. 
  • Pengasaman Pengawetan contoh dengan penambahan asam sampai pH lebih kecil atau sama dengan 2, biasanya dilakukan untuk pengawetan logam terlarut dan logam total sehingga pemeriksaannya dapat ditunda selama beberapa minggu. Khusus untuk logam merkuri waktu penyimpanan paling lama 7 hari dan bila perlu disimpan lebih lama lagi harus ditambahkan bahan pengoksidasi biasanya KMnO4 atau K2Cr2O7. Pengasaman menjadi pH ≤ 2 juga dapat menghalangi aktifitas biologi, sehingga dapat digunakan untuk pemeriksaan unsur-unsur yang dapat mengalami perubahan secara biologi.
  • Biosida
    Pengawetan contoh dengan penambahan biosida akan menghalangi aktifitas biologi. Salah satu bahan biosida yang umum digunakan ialah larutan HgCl2 dimana konsentrasi HgCl2 dalam contoh sekitar 20-40 mg/L. Penggunaan bahan ini harus hati-hati bila dalam laboratorium yang sama dilakukan pengukuran kadar merkuri dalam konsentrasi rendah karena dapat terkontaminasi oleh HgCl2.
  • Keadaan khusus Penetapan unsur-unsur tertentu memerlukan perlakuan yang tersendiri. Sebagai contoh untuk pengawetan sianida ditambahkan larutan NaOH sehingga pH menjadi 10-11.

2. Pengaturan Waktu

Dengan cara pengaturan waktu dapat dihindari kesalahan pemeriksaan yang disebabkan oleh perubahan unsur selama penyimpanan. Batas waktu pemeriksaan tidak boleh melebihi batas waktu maksimum penyimpanan agar tidak terjadi perubahan unsur yang tidak dikehendaki.

Penyimpanan Contoh

Jenis penyimpanan yang dapat dipakai untuk menyimpan contoh dapat dibuat dari bahan gelas atau bahan plastik. Persyaratan kedua wadah tersebut harus dapat ditutup dengan kuat dan rapat untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan. Masing-masing wadah mempunyai kelebihan serta kekurangan. Keuntungan pemakaian wadah gelas antara lain adalah: mudah mencucinya, mengecek keadaannya serta mensterilisasikannya. Sedang kekurangannya adalah mudah pecah selama pengangkutan. 

Perlakuan Sampel di Lapangan | Pengawetan

Pemakaian wadah dari plastik tidak mudah pecah dan tahan terhadap pembekuan, akan tetapi sulit membersihkannya. Ada tiga hal yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan tempat wadah contoh yaitu: 

  • Penyerapan zat-zat kimia dari bahan wadah oleh contoh, misalnya bahan organik dari plastik, natrium, boron dan silika dari gelas;
  • Penyerapan zat-zat kimia dari contoh oleh wadah, misalnya penyerapan logam-logam oleh gelas atau bahan-bahan organik oleh plastik;
  • Terjadinya reaksi langsung antara contoh dengan wadah, misalnya fluorida dengan gelas.

Pengangkutan Contoh
1. Pengepakan dan Pengangkutan Contoh

Tiap-tiap contoh yang telah dimasukkan kedalam wadah sebelum diangkut ke laboratorium harus diberi label terlebih dahulu untuk menghindari tertukarnya contoh. Pada tiap-tiap label masing-masing dicantumkan lokasi pengambilan contoh, tanggal, jam, pengawet yang ditambahkan serta petugas yang mengambil contoh. 


Perlakuan Sampel di Lapangan | Pengawetan

Label tersebut kemudian ditempelkan pada tiap-tiap wadah dan diusahakan agar label tersebut tidak rusak atau hilang selama pengangkutan. Botol-botol contoh ditutup rapat dan dimasukkan ke dalam kotak yang telah dirancang khusus sehingga contoh tidak pecah atau tumpah selama pengangkutan dari lapangan ke laboratorium.

2. Label Contoh dan Catatan Lapangan

Petugas pengambil contoh harus mempunyai label yang berisi keterangan sebagai berikut : 
lokasi, 

  • Tanggal dan Waktu Nomor dan Jenis Contoh,
  • Suhu Air dan Udara,
  • Tinggi Muka Air atau Debit,
  • Keadaan Cuaca,
  • Keadaan Fisik Sumber Air,
  • Keadaan Lingkungan
  • Lokasi Pengambilan Contoh,
  • Hasil Pemeriksaan di Lapangan dan
  • Nama Petugas.

Penutup

Demikian sedikit postingan tentang Perlakuan Sampel di Lapangan | Sampling Kualitas Lingkungan. Jangan lupa membaca post saya yang lainnya dengan membaca DAFTAR ISI. Semoga tulisan ini dapat bermanfaat bagi sobat, Sampai jumpa di next post...see ya

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel