Teknik Pengambilan Sampel Tanah
Teknik Sampling Tanah - Pada pengambilan sampel tanah sangat dibutuhkan teknik serta metode yang tepat, hal ini dikarenakan pengambilan contoh tanah sangat mempengaruhi data hasil analisa di laboratorium.Pengambilan sampel tanah merupakan salah satu bagian yang sangat penting dalam penelitian tanah khususnya dalam kegiatan survei dan pemetaan tanah.
Tanah terdiri dari 2 jenis yaitu jenis tanah yang tidak tercemar (Undisturbed soils) dan jenis tanah yang tercemar (Mechanically disturbed soils). Pada saat pengambilan sampel maka kedua jenis tanah tersebut harus diambil, jenis tanah yang tidak tercemar (Undisturbed soils) berfungsi sebagai kontrol/pembanding untuk tanah yang tercemar(Mechanically disturbed soils) sehingga kita bisa mengetahui apakah tanah tersebut tercemar atau tidak.
Pendekatan Sampling Tanah
Pendekatan Sampling Tanah ini sangat penting untuk mengetahui karakteristik tanah, sehingga mendapatkan data yang akurat tentang pemilihan metode serta perlakuan apa yang tepat untuk jenis sampel tanah yang diambil.
1. Exploratory /Judgemental Sampling
Metode ini digunakan untuk mendapatkan data tentang kualitas tanah sehingga dapat mengevaluasi dampak yang terlihat jika ada pencemaran tanah. Pengambilan sampel tanah pada lokasi dengan jenis tanah disturbance (terganggu/tercemar) dan untuk penentuan titik pengambilan dilakukan secara penunjukkan langsung (judgemental sampling)serta sangat disarankan mengambil 2 titik sampling jenis tanah yang tidak tercemar (Undisturbed soils) sebagai kontrol.
Jenis contoh exploratory sampling diantaranya:
- Single-industry waste site (komposisi limbah dan daerah yang tercemar diketahui)
- Small waste site (jenis polutan tidak diketahui tapi daerah tercemar diketahui)
- Chemical spills (daerah tercemar diketahui melalui perubahan warna dan matinya vegetasi)
2. Simple Random Sampling
Metode sampling acak sederhana memungkinkan kombinasi jumlah contoh dan titik pengambilan yang memiliki jenis disturbance atau gangguan yang sama. Untuk area < 0,5 ha jumlah titik pengambilan adalah 5 sampai 10 titik serta untuk area > 0,5 ha, jumlah titik pengambilan adalah 25 titik, apabila jumlah titik sampling lebih dari 25 titik maka presisi data mulai menurun.
3. Stratified Random Sampling
Metode Sampling Total area dibagi mejadi beberapa strata atau sub populasi dimana contoh acak diambil di setiap strata. Lebih teliti dibanding Random Sampling dimana dapat menghilangkan variasi kesalahan dalam pengambilan (sampling error). Pembuatan strata dapat berdasarkan topografi, jenis vegetasi, jenis tanah, perkiraan konsentrasi polutan atau jenis prosedur clean- up yang berbeda.Dalam merancang kegiatan sampling dengan metode stratified random sampling, harus dipastikan:
- Setiap strata tidak boleh overlap
- Jumlah titik contoh dan jumlah contoh setiap strata sama
- Lokasi pengambilan contoh secara acak tergambar dalam perencanaan
4. Systematic Grid Sampling
Suatu desain dimana titik-titik pengambilan terletak pada jarak yang sama dengan interval tertentu untuk dapat menjangkau seluruh populasi contoh yang diharapkan dan memiliki keteraturan untuk setiap titiknya. Penentuan titik pengambilan lebih mudah dibanding random sampling. Untuk pengambilan contoh pada titik yang pertama harus dilakukan secara acak. Metode ini dapat menggantikan metode random dan stratified sampling, tetapi metode random dan stratified sampling tidak dapat mewakili metode systematic or grid sampling.
5. Composite sampling
Digunakan apabila hanya nilai rata-rata dari suatu unsur dalam tanah yang diinginkan dan dapat mengurangi biaya analisis. sejumlah contoh uji yang diambil dari setiap populasi dicampurkan menjadi satu sebagai composite sample. Polutan yang terkandung diperkirakan sama dan stabil dalam contoh uji
Teknik umum biasa dipakai dalam pengambilan contoh uji tanah di suatu area adalah dengan cara pengambilan 5 porsi tanah untuk satu titik dalam pola “Z”, teknik ini dilakukan untuk analisis kimia yang terkandung di dalam tanah tersebut. Sedangkan untuk analisis struktur/ pola lapisan tanah disarankan menggunakan ring sampler supaya struktur tanah tidak berubah pada saat dibawah ke laboratorium.
Tanah atau contoh uji dari lima titik sampling digabung menjadi satu diatas lembaran lauminium foil, tanah kemudian diaduk sampai homogen, kemudian dimasukkan ke wadah sampel kemudian diberi label.
Tanah atau contoh uji dari lima titik sampling digabung menjadi satu diatas lembaran lauminium foil, tanah kemudian diaduk sampai homogen, kemudian dimasukkan ke wadah sampel kemudian diberi label.
Penanganan Sampel Tanah
Penanganan dan pengelolaan contoh uji memegang peranan penting dalam pencapaian tujuan sampling untuk memantau keberadaan suatu polutan dilingkungan. Salah dalam menangani dan mengelola contoh uji berakibat hilangnya atau berubahnya kondisi/karakteristik dan keberadaan suatu polutan dalam contoh uji
Contoh uji tanah/sedimen disimpan dalam ruang pendingin dengan suhu 4 oC Limbah B3 berbentuk cair disesuaikan dengan bahan pengawet yang digunakan Analisis contoh di laboratorium disesuaikan dengan holding time tiap parameter yang diinginkan Setelah pengambilan contoh dilakukan, contoh harus diberi label atau tanda yang memuat identifikasi dan segala informasi di lapangan dan semua data lapangan harus direkam.
Penutup
Demikian sedikit postingan tentang "Teknik Sampling Tanah " Jangan lupa membaca post saya yang lainnya dengan membaca DAFTAR ISI.
Semoga postingan ini dapat bermanfaat, Mohon kiranya sobat dapat sharing dikolom Komentar dan klik Emoticon sehingga saya dapat memperbaiki bila ada hal yang belum kurang memuaskan. Terima Kasih Atas Kunjungannya, Saya pasti akan Kunjungi Balik.
Semoga postingan ini dapat bermanfaat, Mohon kiranya sobat dapat sharing dikolom Komentar dan klik Emoticon sehingga saya dapat memperbaiki bila ada hal yang belum kurang memuaskan. Terima Kasih Atas Kunjungannya, Saya pasti akan Kunjungi Balik.