Frekuensi Pengambilan Contoh Uji Air
Frekuensi Pengambilan Contoh Uji Air ~ Dalam proses pengambilan sampel kualitas air sangat penting untuk menentukan frekuensi pengambilan sampel, karena sifat contoh yang relatif selalu berubah - ubah sehingga perlu adanya riset tentang berapa kali harus dilakukan pengambilan contoh uji pada suatu sungai dalam waktu tertentu. Tentu ini akan menjadi masalah karena banyak faktor yang mempengaruhi dalam menentukan frekuensi pengambilan contoh. Kemudian harus diperhatikan juga anggaran yang ada karena setiap melakukan kegiatan memerlukan biaya yang tidak sedikit.
A. Faktor yang mempengaruhi frekuensi pengambilan contoh
Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi frekuensi pengambilan contoh yaitu:
- Perubahan Kualitas Air,
- Waktu Pengambilan Contoh
- Debit Air.
1. Perubahan Kualitas Air
Perubahan kualitas air disebabkan oleh perubahan kadar unsur yang masuk ke dalam air, kecepatan alir dan volume air. Perubahan tersebut dapat terjadi sesaat ataupun secara teratur dan terus menerus dalam suatu periode waktu. Sungai dan sumber air lainnya dapat mengalami perubahan yang sesaat maupun yang terus menerus. Sumber yang menyebabkan terjadinya perubahan tersebut dapat secara alamiah ataupun buatan. Kedua perubahan tersebut dapat dijelaskan dibawah ini.
1.2 Perubahan Sesaat
Perubahan sesaat disebabkan oleh suatu kejadian yang tiba-tiba dan seringkali tidak dapat diramalkan. Sebagai contoh turunnya hujan lebat yang tiba-tiba akan menyebabkan bertambahnya debit air yang diikuti oleh terbawanya bahan-bahan pencemaran dari pengikisan di daerah sekitarnya. Tumpahan dan bocoran dari limbah industri atau pertanian dapat pula merubah kualitas air sesaat.
1.3 Perubahan Terus-menerus
Perubahan secara terus menerus setiap tahun dapat terjadi karena turunnya hujan atau turunnya suhu yang beraturan tiap-tiap musim.
Perubahan musim akan menyebabkan terjadinya perubahan komposisi air serta kecepatan pembersihan air secara alamiah (self purification).
Perubahan secara teratur dapat pula terjadi setiap hari secara alamiah, misalnya perubahan pH, oksigen terlarut, suhu dan alkaliniti.
Kegiatan industri dan pertanian pada suatu daerah dapat pula mempengaruhi kualitas air secara teratur selama periode terjadinya kegiatan pembuangan limbahnya. Sedangkan kegiatan domestik dapat menyebabkan perubahan harian dan mingguan.
Perubahan kualitas air yang teratur dapat pula disebabkan oleh adanya pengaturan debit air yang dilakukan secara teratur dan terus menerus untuk keperluan tertentu.
2. Waktu Pengambilan Contoh
Perubahan kualitas air yang terus menerus perlu dipertimbangkan dalam penentuan waktu pengambilan contoh pada sumber air. Contoh perlu diambil pada waktu tertentu dan periode yang tetap sehingga data dapat digunakan untuk mengevaluasi perubahan kualitas air, akan tetapi kualitas air pada saat tersebut tidaklah menggambarkan kualitas air pada saat-saat yang lain. Hal ini terjadi terutama pada kualitas air yang berubah setiap waktu. Sebagai contoh pada gambar dibawah menunjukkan perubahan kualitas air yang sangat ekstrim selama pengukuran selama tiga minggu.
Contoh Perubahan Kualitas Air Selama 3 Minggu |
Dari gambar tersebut , perhitungan nilai rata-rata harian adalah 6,1. Akan tetapi apabila contoh hanya diambil setiap hari keempat , maka nilai rata-rata menjadi 9. Sedangkan bila diambil setiap hari pertama nilai rata-ratanya menjadi 3.
Untuk mengetahui kesalahan ini maka frekuensi pengambilan contoh setiap minggu diambil sebanyak dua kali, sehingga diperlukan 6 kali pengambilan dalam periode tiga minggu.
3. Debit air
Kadar dari zat-zat tertentu di dalam air dipengaruhi oleh debit air sungai atau volume sumber air. Selama debit aliran yang kecil dimusim kemarau, frekuensi pengambilan contoh perlu ditingkatkan terutama pada sungai yang menampung limbah industri, domestik dan pertanian.
Pengukuran debit air diperlukan pula untuk menghitung jumlah beban pencemaran dan diperlukan pula untuk membandingkan kualitas air pada debit rendah dan debit besar selama periode pemantauan.
B. Penentuan frekuensi pengambilan contoh
Untuk memperoleh data yang baik maka jumlah frekuensi pengambilan contoh air pada suatu lokasi perlu ditentukan secara sistematis. Guna menentukan jumlah frekuensi pengambilan contoh ini terdapat tahapan-tahapan yang perlu diperhatikan.
1 Pengumpulan informasi
Pengumpulan informasi meliputi:
a) kondisi-kondisi yang mempengaruhi kualitas air pada suatu lokasi, misalnya sumber pencemaran, titik pemanfaatan dan sebagainya, di samping itu informasi ini juga diperlukan untuk menentukan titik pengambilan contoh air;
b) data hasil analisis kualitas air yang ada dimana informasi ini digunakan untuk membantu memperkirakan perubahan kualitas air pada lokasi tersebut.
2 Penetapan parameter yang diperiksa
Setelah diketahui keperluan dari pemantauan yang akan dilakukan maka ditetapkan parameter-parameter yang penting untuk diperiksa sesuai dengan pemanfaatan airnya dan batasan kadar dari parameter-parameter tersebut sesuai standar kualitas air setempat. Hal ini akan mempengaruhi pemanfaatan air pada saat ini dan masa yang akan datang.
3 Studi Pendahuluan
Studi pendahuluan perlu dilakukan untuk mengetahui kadar parameter-parameter dalam air di lokasi yang akan diambil dan juga untuk mengetahui perubahan-perubahan kualitas air yang terjadi. Sebagai perbandingan, studi pendahuluan di sungai dapat dilakukan dengan frekuensi pengambilan contoh sebagai berikut:
- Setiap minggu selama satu tahun;
- Setiap hari berturut-turut selama 7 hari, diulangi lagi setiap 13 minggu sekali (empat kali selama satu tahun);
- Setiap empat jam selama 7 hari berturut-turut, diulangi setiap 13 minggu sekali.
- Setiap jam selama 24 jam dan diulangi lagi setiap 13 minggu sekali;
Frekuensi pengambilan contoh seperti tersebut di atas masih dapat berubah disesuaikan fasilitas yang ada. Untuk meringankan beban pekerjaan, jumlah parameter yang dianalisis dapat dikurangi.
Untuk lokasi danau dianjurkan survei pendahuluan dilakukan lima hari berturut-turut diulangi setiap 13 minggu sekali.
Sedangkan untuk lokasi yang telah tercemar dan dekat dengan titik pemanfaatan, maka frekuensi pengambilan contoh dapat diperbanyak.
Dari data yang diperoleh pada studi pendahuluan tersebut kemudian dihitung ketelitian dan
confidence limit dari parameter utamanya.
4 Penetapan Frekuensi Pengambilan Contoh Air
Berdasarkan informasi yang telah dikumpulkan, termasuk data hasil studi pendahuluan, dapat diketahui parameter-parameter yang melebihi batas kriteria yang berlaku serta frekuensi terjadinya. Dengan demikian dapat ditetapkan frekuensi pengambilan contoh yang diperlukan dan pengambilan contoh secara rutin dapat dilaksanakan.
Apabila studi pendahuluan belum dilaksanakan atau ditangguhkan maka frekuensi pengambilan contoh (untuk sementara) dapat dilakukan sebagai berikut:
- Untuk sungai, diambil setiap 2 minggu;
- Untuk waduk atau danau, diambil setiap 8 minggu;
- Untuk air tanah, diambil setiap 12 minggu.
Dalam penentuan frekuensi pengambilan contoh ini perlu juga dipertimbangkan kemampuan analisis dan ketelitian yang diperlukan. Apabila jumlah contoh yang dapat ditangani terbatas, maka lebih baik mengurangi jumlah lokasi dari pada mengurangi frekuensi pengambilan contoh.
5 Evaluasi Frekuensi Pengambilan Contoh Air
Pada setiap akhir tahun harus dilakukan evaluasi dan uji statistik terhadap data yang telah ada dan frekuensi pengambilan contoh juga ikut dievaluasi. Rangkaian proses penentuan frekuensi pengambilan contoh seperti tersebut di atas dapat diskemakan.
Penutup
Demikian sedikit postingan tentang Frekuensi Pengambilan Contoh Uji Air | SNI 03-7016-2004. Jangan lupa membaca post saya yang lainnya dengan membaca DAFTAR ISI. Semoga tulisan ini dapat bermanfaat bagi sobat, Sampai jumpa di next post...see ya